Wednesday, October 6, 2010

Jajal Kehebohan Frenbook Anak Negeri

 Ini dia, saatnya anak negeri unjuk gigi….Buat yang suka update status di facebook or ngetweet, ada baiknya jajal situs jejaring sosial buatan Sofian Tjandera, putera daerah Kalimantan dibawah naungan situs www.ilmci.com (I love my country indonesia).
Beberapa keunggulan frenbook yang pastinya nggak ada di facebook adanya proteksi terhadap konten-konten yang berbau pornografi dan kekerasan. Naaa, buat yang pada mau nyari2 barang gituan….so pasti bukan disini tempatnya:)
Trus lagi, katanya nih, sekarang dah urutan ke 78 dari berapa aku sendiri nggak ngerti.
Nah setelah aku jajal, berikut review…seorang newbie…(mohon maap senior, kalo rada belepotan ulasannya yach)
1. Dua Jempol: untuk Shout-nya. realtime.
2. Daftar, nyeting, add photos, pokoknya segala sesuatunya CEPET! Kalo facebook dah rada lemot khan. Atau apa karena masih sedikit anggotanya yah?
3. Ini yang bikin bete….Beranda kita PENUH dengan postingan orango-orang yang ngggak kita kenal! Nyebelin banget. Frenbook harus perbaiki ini!
4. Setting-an warna nggak asik? terlalu maksain kombinasi biru n kuning. Kenapa nggak pilh warna lain aja, yang lebih eye cathcing n sedep dipandang mata?
5. Tampilan keseluruhan kurang oke, karena terlalu rame…..
6. Mendorong kita bikin status yang memotivasi diri n orang lain, karena judulnya Your motivation words today bukannya What’s on your mind seperti pada facebook.
BTW, this is only my personal opinion. Syukur2 dibaca sama pengelola frenbook n dijadikan rujukan n bahan evaluasi yah.

Friday, October 1, 2010

Karya Terjemahanku












Galauku Tak Berujung



Galauku Tak Berujung

Mungkin sudah seharusnya saat ini aku tak merasakan kegalauan yang sama.
Namun apa daya, kala ia datang dalam sebentuk jingga yang merisaukan,
aku pun tak kuasa menahan kalut dan gundah gulana yang datang menyerang.

Kalutku datang, bukan karena ia.
Sejuta kalut dan resah yang kualami karna kegalauanku.
Resah, mataku basah menatap ujung langit yang tak jua kutemukan.
Dimana mayapada yang dijanjikan.

Mungkin memang bukan untukku
Semburat kehijauan diujung sana, membawa kakiku melangkah.
Riang, melayang....ringan tak berasa.

Tujuh langit kulewati dalam keheningan yang membutakan mata
Aku belum sanggup
Ini bukan saatnya.
Benarkah?

Derap langkah memecahkan lamunanku dalam khayal
Aku meraba kulitku, dingin.....namun masih ada denyut disana
................aku masih ada.......

Jan 13, 06
Cinta Haruskah Rumit



Pernah terpikir mengapa cinta kadang terlalu rumit untuk dimengerti? Saya sering berfikir tentang hal ini. Semakin saya pikirkan, maka semakin rumit jadinya.

Dua anak manusia ingin sakralkan cinta.

Cinta mengharuskan adanya pengorbanan, itu pasti. Apakah cinta pantas untuk dimengerti? Bukankah cinta hanya pantas untuk dirasakan? Betapa senangnya tatkala kita mengenal cinta dan merasakannya. Bahkan tatkala orang kita cintai tidak ada sekalipun, kita dapat merasakan cintanya.

Begitu juga dengan dua anak manusia yang rasakan cinta, hidup terasa indah karena ada yang mencintai dan dicintai. Langkah terasa ringan dan dunia serasa menjadi lebih ramah....benarkah?

Cinta, hal yang rumit untuk dimengerti.

Ketika dua anak manusia ingin mewujudkan sakralnya cinta, kadang mereka terhalang dengan pahitnya ucapan orangtua, sindiran saudara, bahkan tatapan sahabat. Berbagai alasan mereka kemukakan sebagai penghalang, bahkan terkadang tidak bisa diterima oleh logika.

Apa yang mereka pikirkan? Apakah mereka bisa merasakan dalamnya cinta dua anak manusia? Apa yang mereka pikirkan? Apakah mereka yang akan menentukan hidup mereka? Apa yang mereka pikirkan? Apakah hanya untuk kesenangan mereka saja dengan mengabaikan perasaan dua anak manusia?

Dua anak manusia ingin sakralkan cinta. Genggam erat tangan sahabat, cukup mendamaikan hati mereka yang tengah dilanda badai. Jangankan kata, tatapan mata-pun cukup untuk menentramkan jiwa mereka yang luka.

Mengapa orang sulit mengerti cinta? Jikalau saja mereka mau untuk merasakan hangatnya cinta. Mungkinkah mereka menghalangi dua anak manusia yang inginkan sakralkan cinta?

Segenggam cinta untuk orang yang tersayang, Allah bersama kita. @nick.

SEDEKAH VERSUS RIYA



Teruslah mengajak orang-orang bersedekah. Dan jangan pernah Andapusingkan pendapat orang lain yang menuduh Anda riya, ujub, dan sombong. Ah, sejak kapan dia jadi malaikat? Tahu dari mana dia, isi hati Anda? Menurut saya, akan jauh lebih baik Anda:- lupakan malaikat gadungan itu- luruskan niat- teruslah bersedekah- teruslah mengajak orang-orang untuk bersedekah

KETIKA ANDA MENUDUH ORANG LAIN RIYA...Satu hal yang ingin saya sampaikan kepada Anda yang suka menuduh-nuduh orang lain itu riya, ujub, dan sombong. Tolong simak baik-baik. Ketika Anda membeli dan memakai arloji mahal, mungkin Anda berniat untuk pamer. Padahal orang tertentu membeli dan memakai arloji mahal semata-mata karena ia memang menyukai arloji tersebut. Jadi, jangan buru-buru menyamakan sifat Anda dengan sifat seseorang.

Ketika Anda bersedekah banyak terang-terangan, mungkin Anda berniat untuk pamer. Padahal orang tertentu bersedekah banyak terang-terangan, semata-mata karena ia ingin menyemangati orang lain. Jadi, jangan buru-buru menyamakan sifat Anda dengan dengan sifat seseorang. Lebih baik, luruskan niat Anda dan berbaik-sangkalah terhadap orang lain. Lebih baik lagi, Anda doakan orang lain agar tetap lurus niatnya. Iya tho?

Tolong juga digarisbawahi:- Allah membolehkan bersedekah terang-terangan (QS 35: 29).- Sedekah terang-terangan dapat menjadi syiar agama, layaknya ibadah yang lain seperti sholat dan haji.- Sebagian sahabat Sang Nabi sengaja bersedekah terang-terangan, dengan tujuan untuk menyemangati sahabat lainnya.- Kadang Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Lihan, Aa Gym, dan Ary Ginanjar sengaja bersedekah terang-terangan, dengan tujuan untuk menyemangati peserta.- Sebagian motivator mengilhami peserta dengan menunjukkan seberapa banyak harta yang ia miliki. Motivator yang lain mengilhami peserta dengan menunjukkan seberapa banyak harta yang ia sedekahkan. Semua niatnya baik. Hanya saja, caranya yang berbeda.


Ippho Santosa Entrepreneur, Penulis Mega-Bestseller, Penerima MURI Award